Join Ardo's empire

Kisah si Elang Merah

Nun jauh di negeri dongeng, terdapat sebuah wilayah dimana tinggal sekelompok besar burung elang. Burung-burung elang ini tinggal di sekitar gunung yang sangat tinggi. Di sebelah utara, barat, dan timur gunung itu adalah hutan yang sangat lebat, sedangkang sisi selatan gunung merupakan tebing terjal dan sangat curam yang langsung berbatasan dengan laut samudera yang luas.
 
Di negeri elang ini terdapat sebuah sekolah yang mengajarkan elang-elang muda untuk menjadi rajanya langit dan ahli dalam berburu mangsa. Di sekolah ini, mereka diajari cara terbang yang baik, cara menerkam mangsa, cara menghadapi ular, dan berbagai macam strategi dalam berburu.
Sekolah elang ini juga memiliki jenjangnya masing-masing dan tingkat tertinggi adalah tingkat perguruan tinggi. Di tingkat yang terakhir ini, semua elang akan diajari semua teknik untuk bertahan hidup dan mencari mangsa dengan baik, jadi diharapkan ketika para elang telah lulus perguruan tinggi akan dapat mencari makanannya sendiri tanpa bergantung kepada orang tua lagi dan juga membina keluarga baru.
Setiap tahun, diadakan pertandingan jago ketangkasan antar elang dari wilayah yang berbeda-beda. Pertandingan ini sendiri sangatlah prestisius sehingga banyak elang yang ingin ikut serta tapi sayang yang terpilih hanya sedikit.
Para guru elang telah mengadakan rapat tertutup dan akhirnya menentukan 3 nama elang yang akan mewakili kerajaan elang gunung besar ini. Ketiga elang itu adalah Elang Putih, Elang Merah, dan Elang Biru. Mereka dipilih oleh para guru karena selama bersekolah, ketiga elang inilah yang menunjukkan performansi di atas rata-rata teman-teman mereka. Satu hal yang unik, ketiga elang ini merupakan teman baik dan sangat kompak. Tetapi persaingan ini membuat mereka saling berteman dan sekaligus bermusuhan
Ketiga elang terpilih ini memiliki keunggulannya masing-masing. Elang Merah sangat terkenal dengan kejeniusannya. Ia adalah elang yang sangat pintar. Urusan atur mengatur strategi, persiapan perburuan dan setiap detilnya akan diperhitungkannya dengan tepat. Dari segi otak, memang elang ini jauh diantara temannya, tetapi si Elang Merah ini memiliki kelemahan. Ia lebih suka bekerja sendiri, memang agak pendiam, tetapi dia cukup ramah. Ia agak sukar beradaptasi dengan lingkungan pertemanan yang baru, sehingga ia tidak suka mengikuti organisasi-organisasi elang yang ada di sekolah.
Elang Putih sangat terkenal dengan ambisinya untuk selalu eksis dalam hal apapun. Elang Putih ini memang tidak terlalu menonjol dalam hal-hal yang mendetail dalam perburuan seperti Elang Merah dan tidak terlalu pintar, tetapi ia memiliki kemampuan komukinasi yang baik. Ia sangat ahli dalam berdiplomasi dan pandai berbicara. Oleh karena itu, ia terkenal elang yang sangat aktif di sekolah elang. Menjadi ketua berbagai organisasi dan beberapa kali menjadi pembawa acara di sekolah.
Diantara si Elang Merah dan Elang Putih, mungkin Elang Biru yang kemampuannya agak lebih seimbang. Si Elang Biru ini juga pintar, walaupun tidak sepintar si Elang Merah, dan juga aktif dalam organisasi, walaupun tidak seaktif Elang Biru. Bisa dibilang, kemampuan Elang Biru ini adalah gabungan Elang Merah dan Elang Putih tetapi memiliki kelemahan yang sangat mengganggu, yaitu egois. Ada yang bilang, kadang-kadang si Elang Biru ini tidak berperasaan, karena ia tidak akan memperdulikan apapun, bahkan teman dekatnya sekalipun, asalkan posisinya tidak terancam dan senang.
Berbagai persiapan sebelum pertandingan telah dilakukan, termasuk belajar bahasa elang yang universal. Karena pertandingan diadakan di luar daerah, sehingga penguasaan bahasa elang universal ini sangatlah penting. Seminggu sebelum tes bahasa ini, para guru dan pendamping telah mengingatkan ketiga elang itu untuk belajar karena hasil tes ini nantinya kan menjadi seleksi awal kelayakan untuk mengikuti pertandingan di luar negeri. Mulai detik itu persaingan semakin terasa, karena hanya satu elang yang akan mewakili kerajaan elang gunung besar ini ke luar daerah.
Sehari sebelum tes bahasa, Elang Merah mendapat kabar kalau namanya tidak terdaftar sebagai peserta tes. Hanya Elang Putih dan Biru yang mendapatkan undangan. Tanpa alasan yang jelas, si Elang Merah didepak dari nominasi ketiga wakil tersebut.

Si Elang Merah sangat kesal dan benci kepada para guru di perguruan tinggi kerena telah memperlakukannya dengan sangat keji. Di tengah segala mimpi indahnya untuk ikut dalam pertandingan di luar daerah, dengan alasan yang tidak jelas ia dikeluarkan, dan meruntuhkan segala mimpi indahnya. Si Elang Merah tidak habis pikir betapa tega gurunya memperlakukan ia seperti itu, seakan-akan ia adalah elang tak berguna, elang cadangan yang bisa dibuang seandainya tidak diperlukan lagi.
Si Elang Merah sangat marah dan sangat kesal bercampur benci. Tetapi ia sadar tidak ada gunanya membenci. Ia berjanji akan tetap menjaga persahabatannya dengan Elang Putih dan Biru, dan belajar untuk memaafkan tindakan aneh dan tidak berperasaan gurunya. Untuk menguatkan dirinya sendiri ia berkata dan menuliskannya, “Aku berjanji, aku akan menunjukkan kepada kalian aku tidak lemah dan aku BISA!”.

* Terinspirasi dari kisah nyata seorang manusia

 kompasiana.com
Comments

No comments :