Nun jauh di negeri dongeng, terdapat sebuah wilayah dimana tinggal
sekelompok besar burung elang. Burung-burung elang ini tinggal di
sekitar gunung yang sangat tinggi. Di sebelah utara, barat, dan timur
gunung itu adalah hutan yang sangat lebat, sedangkang sisi selatan
gunung merupakan tebing terjal dan sangat curam yang langsung berbatasan
dengan laut samudera yang luas.
Si Elang Merah sangat kesal dan benci kepada para guru di perguruan
tinggi kerena telah memperlakukannya dengan sangat keji. Di tengah
segala mimpi indahnya untuk ikut dalam pertandingan di luar daerah,
dengan alasan yang tidak jelas ia dikeluarkan, dan meruntuhkan segala
mimpi indahnya. Si Elang Merah tidak habis pikir betapa tega gurunya
memperlakukan ia seperti itu, seakan-akan ia adalah elang tak berguna,
elang cadangan yang bisa dibuang seandainya tidak diperlukan lagi.
Di negeri elang ini terdapat sebuah
sekolah yang mengajarkan elang-elang muda untuk menjadi rajanya langit
dan ahli dalam berburu mangsa. Di sekolah ini, mereka diajari cara
terbang yang baik, cara menerkam mangsa, cara menghadapi ular, dan
berbagai macam strategi dalam berburu.
Sekolah elang ini juga memiliki
jenjangnya masing-masing dan tingkat tertinggi adalah tingkat perguruan
tinggi. Di tingkat yang terakhir ini, semua elang akan diajari semua
teknik untuk bertahan hidup dan mencari mangsa dengan baik, jadi
diharapkan ketika para elang telah lulus perguruan tinggi akan dapat
mencari makanannya sendiri tanpa bergantung kepada orang tua lagi dan
juga membina keluarga baru.
Setiap tahun, diadakan pertandingan
jago ketangkasan antar elang dari wilayah yang berbeda-beda.
Pertandingan ini sendiri sangatlah prestisius sehingga banyak elang yang
ingin ikut serta tapi sayang yang terpilih hanya sedikit.
Para guru elang telah mengadakan
rapat tertutup dan akhirnya menentukan 3 nama elang yang akan mewakili
kerajaan elang gunung besar ini. Ketiga elang itu adalah Elang Putih,
Elang Merah, dan Elang Biru. Mereka dipilih oleh para guru karena selama
bersekolah, ketiga elang inilah yang menunjukkan performansi di atas
rata-rata teman-teman mereka. Satu hal yang unik, ketiga elang ini
merupakan teman baik dan sangat kompak. Tetapi persaingan ini membuat
mereka saling berteman dan sekaligus bermusuhan
Ketiga elang terpilih ini memiliki
keunggulannya masing-masing. Elang Merah sangat terkenal dengan
kejeniusannya. Ia adalah elang yang sangat pintar. Urusan atur mengatur
strategi, persiapan perburuan dan setiap detilnya akan diperhitungkannya
dengan tepat. Dari segi otak, memang elang ini jauh diantara temannya,
tetapi si Elang Merah ini memiliki kelemahan. Ia lebih suka bekerja
sendiri, memang agak pendiam, tetapi dia cukup ramah. Ia agak sukar
beradaptasi dengan lingkungan pertemanan yang baru, sehingga ia tidak
suka mengikuti organisasi-organisasi elang yang ada di sekolah.
Elang Putih sangat terkenal dengan
ambisinya untuk selalu eksis dalam hal apapun. Elang Putih ini memang
tidak terlalu menonjol dalam hal-hal yang mendetail dalam perburuan
seperti Elang Merah dan tidak terlalu pintar, tetapi ia memiliki
kemampuan komukinasi yang baik. Ia sangat ahli dalam berdiplomasi dan
pandai berbicara. Oleh karena itu, ia terkenal elang yang sangat aktif
di sekolah elang. Menjadi ketua berbagai organisasi dan beberapa kali
menjadi pembawa acara di sekolah.
Diantara si Elang Merah dan Elang
Putih, mungkin Elang Biru yang kemampuannya agak lebih seimbang. Si
Elang Biru ini juga pintar, walaupun tidak sepintar si Elang Merah, dan
juga aktif dalam organisasi, walaupun tidak seaktif Elang Biru. Bisa
dibilang, kemampuan Elang Biru ini adalah gabungan Elang Merah dan Elang
Putih tetapi memiliki kelemahan yang sangat mengganggu, yaitu egois.
Ada yang bilang, kadang-kadang si Elang Biru ini tidak berperasaan,
karena ia tidak akan memperdulikan apapun, bahkan teman dekatnya
sekalipun, asalkan posisinya tidak terancam dan senang.
Berbagai persiapan sebelum
pertandingan telah dilakukan, termasuk belajar bahasa elang yang
universal. Karena pertandingan diadakan di luar daerah, sehingga
penguasaan bahasa elang universal ini sangatlah penting. Seminggu
sebelum tes bahasa ini, para guru dan pendamping telah mengingatkan
ketiga elang itu untuk belajar karena hasil tes ini nantinya kan menjadi
seleksi awal kelayakan untuk mengikuti pertandingan di luar negeri.
Mulai detik itu persaingan semakin terasa, karena hanya satu elang yang
akan mewakili kerajaan elang gunung besar ini ke luar daerah.
Sehari sebelum tes bahasa, Elang
Merah mendapat kabar kalau namanya tidak terdaftar sebagai peserta tes.
Hanya Elang Putih dan Biru yang mendapatkan undangan. Tanpa alasan yang
jelas, si Elang Merah didepak dari nominasi ketiga wakil tersebut.
Si Elang Merah sangat marah dan
sangat kesal bercampur benci. Tetapi ia sadar tidak ada gunanya
membenci. Ia berjanji akan tetap menjaga persahabatannya dengan Elang
Putih dan Biru, dan belajar untuk memaafkan tindakan aneh dan tidak
berperasaan gurunya. Untuk menguatkan dirinya sendiri ia berkata dan
menuliskannya, “Aku berjanji, aku akan menunjukkan kepada kalian aku
tidak lemah dan aku BISA!”.
* Terinspirasi dari kisah nyata seorang manusia
kompasiana.com