Alkisah, dalam sejarah perbinatangan, kepiting sering dijuluki binatang yang suka sekali menggigit binatang lain. Akibatnya, kepiting sering dijauhi oleh binatang lainnya. Hal ini bukan tidak diketahui kepiting. Dia paham benar dengan sikap binatang lainnya.Mereka sering mencibirkan bibir manakala berjumpa darat dengan kepiting. “Ah, ini lagi dia, suka menggigit, tetapi tidak mau digigit”, gumam si udang sekali waktu.
Kepiting juga binatang yang tidak luput dari penilaian. Plus-minus dalam keseharian, ia sadari, oleh karena itu suatu ketika dia mau berubah, “Ubahlah cara berpikir Anda, maka dunia Anda akan berubah!”, dia ingat kata bijak itu hasil bacaannya pada buku-buku filsafat.
Kepiting malu dengan cemoohan udang. Meski dia tahu, si udang malah diperibahasakan si Kancil, “Ada udang di Balik batu!” Ia tidak mau balas cemoohan itu. Padahal baginya, gampang sekali kalau mau membalasnya. “Bukankah dengan ambil pemukul, lalu batu dipecahkan, dan udang pun kelihatan malu?” batinnya.
Suatu hari kepiting, tidak disangka-sangka bertemu dengan ikan lumba-lumba.
“Selamat teman”, sapa ikan lumba-lumba.
“Selamat siang juga teman”, balas ikan lumba-lumba.
“mengapa kamu meangis?” tanya ikan lumba-lumba
“tidak ada yang mau berteman dengan aku lagi”, jawab si kepiting sambil terseduh-seduh.
“Emangnya , kenapa?”
“lihatlah capit di tanganku, mereka semua takut akan capitku. Mereka kira aku akan menggigit mereka.”, cerita kepiting sesunggukkan.
Mendengar cerita itu, si Ikan Lumba-lumba mengajak kepiting untuk mengitari laut sekitar dermaga.Kepiting akhirnya masih bisa memasang senyum pada bibirnya, karena ternyata si Lumba-lumba mau berteman dengannya.
Saat sedang asyik berjalan di sekitar dermaga, mereka kaget karena tiba-tiba terdengar suara minta tolong dari balik perahu. Mereka pun mendekati perahu, sekaligus menemukan suara tadi, ternyata, si anjing laut terjebak dalam jaring nelayan semalam.
Si Kepiting dan Lumba-lumba bergegas untuk menolong si Anjing laut.Meski mereka tahu si anjing laut sering mengejar mereka, tapi sesama binatang, ada juga rasa kebinatangan. maka Lumba-lumba meminta kepiting untuk memanfaatkan capitnya guna memotong jaring nelayan.
Akhirnya, kepiting berhasil meretas jaring, sehingga anjing laut selamat dari jebakan nelayan. “terimaksih kepiting, kau telah menyelamatkan aku dari capitmu. begitu juga buat si Lumba-lumba yang telah meminta kepiting untuk memotong jaringan yang kuat dari nelayan.
Kepiting hanya pasang senyum, sebuah senyum yang penuh makna buat binatang lainnya. “baru mereka tahu, kalau aku ini, baik ko”, batinnya.****)